Search

Wajah Perempuan di Drama Korea yang Tak Lagi 'Menye-menye' - detikHot

Jakarta - Drama Korea identik dengan kisah percintaan perempuan dan laki-laki. Tak sedikit yang kemudian menonjolkan sifat perempuan yang tampak lemah dan tidak berdaya.

Selama bertahun-tahun, popularitas drama Korea atau K-Drama muncul karena tema roman utama yang terkait dengan uang, kelas, dan tradisi. Berdasarkan penelitian University of British Columbia, budaya patriarki mulai dijadikan tema dalam drama Korea sejak awal 1990.

Tak sedikit muncul drama Korea yang memperlihatkan perempuan berada dalam strata terendah dalam rumah tangga. Salah satunya adalah sebuah drama yang menunjukkan kekerasan yang dilakukan oleh suami kepada istrinya, yang pada akhirnya pasrah tanpa bisa membela diri.

Ada juga adegan dalam beberapa drama Korea yang memperlihatkan seorang perempuan dicium secara brutal oleh seorang laki-laki, begitu juga ketika perempuan kerap diperintah semena-mena. Namun, adegan seperti ini diromantisisasi dalam drama Korea.

Seiring berkembangnya zaman, perempuan semakin memiliki suara untuk berbicara. Hal tersebut juga ikut mengubah pandangan para pecinta drama Korea, yang mulai mengungkap keprihatinannya atas penggambaran perempuan yang dinilai kurang tepat di banyak drama Korea.

Sehingga tak sedikit perempuan yang mulai mengambil alih belakang layar. Membentuk sebuah cerita di mana perempuan tak melulu dipandang lemah dan tak berdaya.

Wajah Perempuan di Drama Korea yang Tak Lagi 'Menye-menye'Foto: When the Camellia Blooms (dok. Netflix)

Di antaranya adalah drama Korea seperti 'Witch at Court', yang merupakan drama bertema hukum di mana perempuan menjadi seorang jaksa di departemen pelecehan seksual. Isu yang diangkat pun cukup menarik, yaitu kesetaraan gender terkait pelecehan seksual dan victim blaming.

Ada juga 'Sungkyungkwan Scandal' yang berlatar belakang dinasti Joseon, yang menceritakan sosok seorang perempuan yang ingin mendapatkan pendidikan dengan cara menyamar menjadi seorang laki-laki. Terlahir sebagai perempuan tak lantas membuatnya berhenti meraih cita-cita.

Salah satu yang menjadi sorotan saat ini adalah 'When the Camellia Blooms', sebuah cerita yang mengangkat tema keluarga. Tentang seorang single mother yang melawan segala stereotip dalam masyarakat.

Hal ini menunjukkan bahwa drama Korea, yang masih berfungsi sebagai penggambaran tren budaya populer di Korea Selatan, mulai mengubah arah. Begitu juga dengan Korea Selatan yang mulai melek dengan isu feminisme dan tak membahasnya sebagai hal yang tabu.

Drama 'Lovers' yang dirilis pada 1996 dianggap sebagai pintu gerbang keberagaman tema drama Korea, yang mulai mengeksplorasi jati diri perempuan sebagai sosok yang kuat dan mandiri. Namun, drama tersebut sempat menjadi kontroversi. Kenapa?

Baca di artikel K-Spotlight berikutnya!

Simak Video "JTBC Siap Pasok Lebih dari 20 Drama Korea untuk Netflix"
[Gambas:Video 20detik]
(dal/tia)


Photo Gallery

Let's block ads! (Why?)



"drama" - Google Berita
December 16, 2019 at 05:52PM
https://ift.tt/2YPmYhs

Wajah Perempuan di Drama Korea yang Tak Lagi 'Menye-menye' - detikHot
"drama" - Google Berita
https://ift.tt/352jDhM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Wajah Perempuan di Drama Korea yang Tak Lagi 'Menye-menye' - detikHot"

Post a Comment

Powered by Blogger.